Membawa Alam Liar Lebih Dekat dengan Anda
Sebagai seorang fotografer dan pemandu profesional, Marlon Du Toit menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun untuk menangkap fotografi margasatwa terbaik dari Brasil, India, dan delapan negara berbeda di Afrika.
Marlon Du Toit
Marlon merupakan direktur sekaligus salah satu pemilik Wild Eye, sebuah perusahaan spesialisasi ekspedisi fotografi margasatwa. Baik ketika dia mengikuti singa yang mengagumkan atau burung dalam penerbangannya, Marlon menggunakan kemampuan, semangat, dan pengetahuannya tentang keadaan lingkungan secara maksimal. Fotografi dan pengalaman perjalanan Marlon juga telah ditampilkan dalam beberapa majalah internasional, termasuk National Geographic. Saat ini, Marlon membagikan pengetahuan dan inspirasinya yang luas dengan Sony Alpha Universe.
Peralatan Sempurna untuk Fotografi Margasatwa
Memiliki perlengkapan yang tepat merupakan bagian penting untuk menangkap momen yang unik dan indah dalam fotografi margasatwa. Untuk hal ini, Marlon mengandalkan perangkat Sony lengkap miliknya.
Sony Alpha 9 II
Kamera mirrorless terbaik dari Sony ini adalah teman sejati Marlon. Autofocus (AF) yang sangat cepat dan kecepatan 20 frames-per-second (fps) memberi Marlon segala peluang memotret yang memungkinkan. Bagi Marlon, pegangan vertikal opsional untuk kamera sangat bermanfaat dan nyaman karena memberikan pegangan dan kontrol yang lebih baik pada orientasi potret.
Sony Alpha 7R IV
Ketika Marlon membutuhkan kualitas gambar dan resolusi terbaik, dia memilih Sony Alpha 7R IV. Kamera ini memiliki resolusi gambar luar biasa sebesar 61 megapiksel. Marlon menyadari ini sangat dibutuhkan untuk pemotretan hewan, lingkungan, dan lanskap, karena ia mengeluarkan detail menyeluruh di setiap adegan.
Animal Eye AF
Animal Eye Autofocus dari Sony, standar dalam seri Alpha 9 dan Alpha 7 III, merupakan perangkat esensial untuk mendapatkan fotografi margasatwa menakjubkan. Marlon menambahkan bahwa ini berlaku untuk banyak hewan buas besar seperti gajah, kerbau, dan singa. Untuk hal ini, kamera mirrorless Sony Alpha 9 dan Alpha 7 III memiliki teknologi Animal Eye AF terbaik yang membidik mata hewan untuk menghasilkan fokus gambar yang sangat tajam.
Sony FE 600mm F4 G Master
Lensa favorit Marlon adalah FE 600 mm F4 G Master. Dia mengagumi ketajaman menyeluruhnya yang tampak selama pascapemrosesan. Bokeh yang dihasilkan oleh lensa G Master mendapatkan pujian tinggi dari sang fotografer margasatwa. Latar belakangnya sangat mulus dan subjeknya sangat mencolok di bingkai dengan detail yang mengagumkan. Warnanya juga begitu kaya dan menyala, membutuhkan sedikit, kalaupun ada, pascapemrosesan karena warna dan kontrasnya sudah menonjol sejak awal. Lensa FE 600mm F4 G Master memiliki AF yang cepat dan tepat, berkat Teknologi Motor Linear XD, sehingga mengikuti subjek bergerak begitu mudah. Hal ini membuat fotografi burung menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan bobot 3,04 kg, ia juga merupakan lensa tele super 600 mm paling ringan dan dikombinasi dengan pegangan yang berkeseimbangan baik, sangat cocok untuk aksi cepat di lapangan.
Lensa Sony FE 200-600mm G
Lensa Sony FE 200-600mm G merupakan teman terbaik fotografer margasatwa. Ia kemampuan serbaguna berkat panjang fokus fleksibel, dan mekanisme zooming internal melindunginya dari kelembapan dan debu. Sistem DDSSM (Direct Drive SSM) milik FE 200-600mm G sangatlah senyap dan begitu cepat, sehingga pengambilan foto burung yang bergerak cepat menjadi mudah. Reaksi cepat atas adegan tersebut dibantu oleh sebuah cincin torsi yang ringan dan pergerakan pendek di antara panjang fokus. Kesimpulannya, lensa mempermudah pembingkaian ulang sebuah jepretan seiring adegan terjadi di depan Marlon. Bersama kamera Sony Alpha 9 II dan FE 200-600mm G di tangan, keduanya berbobot kurang dari 2,8 kg. Hal ini menghilangkan beban saat menggenggam kamera dan lensa tersebut dalam posisi yang sama untuk waktu lama. Perlengkapan dengan bobot rendah memungkinkan Marlon meraih kesempatan dan bereaksi tepat waktu tanpa kehilangan momen jepretan.
Video 4K Kualitas Tinggi
Dengan kamera dan lensa Sony tersebut, Marlon mampu merekam video 4K berkualitas tinggi dengan pelacakan subjek yang halus dan autofokus senyap dengan getaran minimal. Itulah yang memberikan kemampuan menceritakan kisah alam liar yang memikat.
Baterai, Extender, dan Kartu Memori
Setiap perjalanan ke alam liar menciptakan banyak peluang foto, dan Marlon selalu siap untuk memanfaatkan setiap momen dengan aksesori Sony. Baterai Sony NP-FZ100 sepadan dengan harganya dengan kemampuan untuk memotret hingga 710 foto, menjadikannya sumber daya yang andal di lapangan. Meski demikian, Marlon selalu membawa baterai ekstra sehingga bisa selalu siap untuk pemotretan yang lebih lama saat ada kesempatan.
Marlon memanfaatkan Sony FE 1.4x dan telekonverter 2x untuk memperluas jangkauan lensa zoom Sony. Kombinasi ini sangat baik sehingga Marlon bisa melihat sedekat mungkin pada subjek tanpa mengorbankan kecepatan AF dan kualitas gambar.
Untuk melengkapi perlengkapannya, Marlon merekomendasikan Sony Tough SD card. Dia mengandalkan SD card ini karena kuat dan tahan cuaca, dua hal yang diperlukan di alam liar. Dia yakin bahwa foto akan disimpan dengan baik dan terlindungi, bahkan dalam kondisi buruk sekalipun.
Wawasan tentang Fotografi Safari dari
Marlon Du Toit
Marlon Du Toit
Panggilan Alam Liar
Kami sedang berkendara di sepanjang Sand River ketika sekelompok wildebeest yang sedang minum air ketakutan dan berlari kembali ke tepian. Saya punya waktu beberapa detik untuk bereaksi ketika kami melaju melintasi dasar sungai berpasir. Saya segera mengayunkan Sony Alpha 9 II dan pengaturan FE 600mm F4 G ke depan mata saya, mengarahkannya ke kawanan wildebeest yang sedang berlari dan langsung memotret. Kombinasi lensa dan kamera ini sangat seimbang dan ringan, sehingga saya dapat mengangkatnya dengan cepat dan mudah. Ditambah dengan kecepatan AF ultra-cepat dan pemotretan burst/berkelanjutan 20fps dari Sony Alpha 9 II, ini adalah alat yang unggul di segala sisi. Saat mengecek kembali gambar di base camp, saya tertegun dengan gambarnya. Ini persis seperti yang saya bayangkan dan ketajaman menyeluruhnya membuat saya terpukau. Ini adalah gambar terbaik yang diambil dengan jangka waktu beberapa milidetik.
Kebanggaan Afrika
Singa adalah sasaran terbesar dari petualangan fotografi safari alam liar mana pun. Habitat alami mereka bervariasi dari hutan, sabana terbuka, hingga padang pasir. Yang menarik dari singa adalah sifat sosial mereka, dan sering kali terdapat kawanan singa yang terdiri dari dua puluh singa, singa betina dan anaknya. Namun, memotret singa betina ini tidaklah mudah. Dia beristirahat di bantaran sungai dan saya mencoba memotret dengan pandangan yang rata dengan mata. Saya menggunakan kedalaman bidang dangkal dan bokeh menakjubkan lensa FE 600mm F4 G Master untuk memperhalus latar belakang dan menjaga fokus pada subjek foto, dan hasil yang indah bisa didapatkan.
Saya suka memotret dari bawah dan berat peralatan Sony yang ringan mempermudah melakukannya. Saya cukup melipat layar putar pada Sony Alpha 9 II dan meletakkan kamera hampir menyentuh tanah. Ini memungkinkan saya membuat sudut pandang yang rendah dan memotret foto yang menakjubkan. Animal Eye AF memastikan mata singa betina tertangkap dengan tajam, sehingga saya dapat berkonsentrasi dalam proses kreatif.
Gunung Bergerak
Gajah sabana Afrika adalah hewan yang menakjubkan. Dengan berat hingga 7 ton dan tinggi 3,3 m di bagian bahu, mereka adalah mamalia darat terbesar di dunia. Mereka bisa berbahaya, dan orang-orang di sekitarnya perlu membaca bahasa tubuh mereka. Pada foto ini, gajah yang masih muda berjalan lurus ke arah kami dan melebarkan telinganya – yang merupakan peringatan agar kami menjaga jarak aman. Itulah saat saya bersiap untuk memotret. Dengan apertur yang diatur pada F8, saya mengarahkan lensa FE 600mm F4 G Master ke mata dan memotret semua detail kulit yang bertekstur kasar. Kombinasi lensa dan Sony Alpha 7R IV sangat cocok untuk memotret ketajaman mata yang menatap ke kamera. Kulit yang kasar dan berkerut berhasil difoto secara mendetail dengan ketajaman ujung ke ujung lensa FE 600mm F4 G Master.
Terbang dengan Anggun
Dengan berat hingga 3 kg dan lebar sayap hingga 1,9 m, elang tawny disukai oleh setiap fotografer. Agar mereka tetap tenang, biasanya saya tidak terlalu dekat dengan mereka, sehingga telekonverter Sony 2x memudahkan saya menambah jangkauan lensa yang digunakan. Untuk memotret burung besar ini dengan sukses saat mereka terbang, saya menggunakan model fokus lebar dan mode burst/mode berkelanjutan 20fps di Sony Alpha 9 II. Digabungkan dengan AF yang cepat dan ketajaman lensa FE 600 F4 G Master, foto berkualitas bagus bisa Anda dapatkan setiap waktu.
Suatu Hubungan Bersahabat
Burung oxpecker sering terlihat di atas hewan seperti kerbau, badak, dan berbagai spesies antelop. Mereka memakan kutu dan parasit serta menjaga hewan-hewan tersebut tetap bersih. Mata mereka yang merah dan paruh berwarna cerah membuat mereka mencolok di foto apa pun. Akan tetapi karena ukurannya sangat kecil, dibutuhkan telekonverter Sony untuk mengisi bingkai. Telekonverter dengan rancangan sempurna ini memungkinkan saya untuk memotret tanpa mengorbankan kualitas gambar dan performa AF. Sangat brilian untuk fotografi burung dan potret jarak dekat.
Permainan Anak
Anak singa sangat menyenangkan untuk difoto karena mereka suka bermain, dan dengan FE 600 mm F4 G Master, saya dapat menciptakan gambar yang memikat. Anak singa ini berlarian menyeberangi arus dangkal menciptakan tembok percikan air di bawahnya. Secara insting, saya mengikuti arahnya berlari, dan menerapkan kecepatan rana tinggi untuk menangkap gambar anak singa dan percikan air. Hasilnya adalah foto spesial yang sangat tajam dan fokus, dengan lensa yang menghasilkan banyak sekali detail bulu dan percikan air, lensa FE 600 mm F4 G Master adalah lensa tele paling tajam yang ada saat ini.
Kisah Ekor
Saya suka perspektif yang unik terhadap alam liar, gambar jarak dekat dari bagian-bagian yang jarang difoto. Ekor macan tutul memberi saya kesempatan tersebut. Macan tutul ini berjalan di dekat kendaraan kami dalam jarak yang sangat dekat. Saya sadar ekor itu menarik perhatian dan mengambil gambar ini dengan lensa FE 600 mm F4 G Master. Bokehnya halus dan lembut tanpa sorotan yang aneh serta detail pada ekor yang melengkung mengisahkan tentang pemburu hebat sedang beraksi.
Pencinta Lingkungan
Sebagian besar fotografi alam liar memerlukan jarak yang memadai dari subjek fotografi. Hal ini mencegah hewan mengalami stres dan memberi kesempatan untuk memotret foto yang terlihat lebih alami. Anak macan tutul ini, misalnya, sangat pemalu. Berkat telekonverter 2x Sony, saya dapat melakukan zoom ke arah mereka dari tempat saya berada. Meskipun tingkat cahaya rendah, AF mudah ditentukan dan kualitas akhir dari foto tidak berkurang. Dengan menggunakan FE 600mm F4 G Master dan telekonverter, saya bisa mendapatkan foto yang diinginkan tanpa mengganggu hewan subjek. Kualitas gambar yang dihasilkan dalam kondisi cahaya yang rendah sangat bagus dengan performa ISO tinggi Sony Alpha 9 II.
Menjaga Selangkah Di Depan
Lilac-breasted roller sungguh cepat dan bergerak tak menentu. Anda akan memerlukan sistem yang mampu mengikuti burung tersebut ke mana pun ia terbang. Saya memilih area Lebar mode AF-C dan menjaga tombol rana setengah ditekan agar fokusnya tetap terkunci. Setelah meluncur, Teknologi DDSSM (Direct Drive SSM) pada lensa Sony FE 200-600mm G mengambil alih dengan AF cepat dan gerakan motor senyap. Ditambah dengan 20fps dan jendela bidik yang tidak pernah gelap dari Sony Alpha 9 II, I saya mampu menangkap ratusan gambar sangat tajam dari lilac-breasted roller yang sedang terbang. Sungguh mengesankan.
Tank Afrika
Badak putih Afrika merupakan hewan buas yang cantik dan ditakuti. Sulit untuk dapat berada dekat dan cukup rendah untuk memotret mereka dengan aman dan secara artistik. Satu solusinya adalah dengan tiarap untuk meminimalkan kehadiran saya secara visual dan menciptakan keintiman dalam gambar saya. Dengan perlengkapan lensa dan kamera Sony saya yang ringan, saya dapat tiarap dengan cepat dan mudah, memosisikan diri untuk dapat menangkap gambar yang unik. Bokeh yang dihasilkan dari lensa FE 600mm F4 G Master dan FE 200-600mm G begitu mulus dan lembut, sehingga benar-benar membuat sang badak menonjol dari lingkungannya.
Aku Adalah Temanmu
Gambar seperti ini sungguh istimewa. Badak dan oxpecker seperti sahabat baik. Saat terkejut, burung itu akan bersuara keras dan kemudian terbang. Hal ini akan membuat badak waspada dan membuatnya tahu bahwa bahaya mungkin mendekat. Untuk memotret keduanya saat terbang dengan kualitas dan ketajaman dari Sony FE 600 mm F4 G Master dan Sony Alpha 9 II adalah hal yang luar biasa. Tidak ada momen yang terlewatkan dengan mode burst/mode berkelanjutan 20fps dan jendela bidik yang tidak pernah gelap dari Sony Alpha 9 II. Ditambah dengan bokeh lembut dari lensa dan ketajaman menyeluruh, Saya punya semua bahan untuk meracik gambar yang menawan.
Populasi antelop sable yang menawan berada di bawah ancaman dan jarang terlihat di safari. Mereka merupakan mangsa bagi singa dan kerap menggunakan tanduk mereka untuk mempertahankan diri. Untuk melihat makhluk istimewa ini melalui jendela bidik Sony Alpha 9 II sungguh sangat spesial. Selain itu, seekor oxpecker muncul dan keduanya menampilkan gambar yang sangat menarik bersama-sama.
Warna di Semak-Semak
Dengan paruh tebal dan bulunya yang berwarna-warni, barbet jambul menjadi kesukaan fotografer. Mereka tidak mudah difoto; karena mereka suka melompat-lompat di tanah dan bertengger di lubang pohon. Autofokus lensa Sony FE 200-600 mm G yang cepat sangat sempurna untuk pekerjaan ini. Berkat tembak pendek antara panjang fokus, Saya bisa bereaksi dengan cepat dan menangkap gambar tajam di 600 mm.
Suatu Hubungan Istimewa
Kerbau Afrika merupakan hewan kuat yang akan menyerang jika terprovokasi. Kami selalu menjaga jarak aman dan mengambil gambar dari dalam kendaraan yang aman. Mereka memperlihatkan bekas luka mereka dengan bangga dan kami dapat mendengar mereka mendesis dan mengentakkan kaki. FE 200-600mm G adalah lensa yang sempurna untuk pekerjaan ini. Saya memilih apertur yang menampilkan detail tanduk besar dan kulitnya yang dimakan cuaca. Sekali lagi, kehadiran oxpecker menambahkan sedikit citarasa pada adegan itu.
Raja Malam Hari
Memotret di malam hari memiliki beberapa tantangan, yang terbesar adalah kurangnya cahaya dan kecepatan rana lebih rendah. Bahkan dengan lampu depan kendaraan menyala, perlu zoom yang paling cepat untuk menghasilkan gambar bagus. Untuk hasil terbaik, saya menggunakan FE 600mm F4 G Master sebagai apertur F4 cepat sehingga kecepatan rana lebih tinggi dapat digunakan. Disandingkan dengan ketajaman lensa menyeluruh, gambar singa jantan tersebut sangatlah mendetail. Performa ISO tinggi dari Sony Alpha 9 II yang mengagumkan juga sangat berguna.
Salah satu keuntungan unik dari apertur F4 besar dari FE 600 mm F4 G Master adalah bokeh indah yang dihasilkan. Dengan sedikit bantuan dari lampu kendaraan, ini menjadi sebuah kesempatan besar untuk potret hewan yang kreatif.
Untuk jepretan ini, saya menggunakan lampu sorot dari kendaraan lain untuk menciptakan cahaya rim yang tampak dramatis. Untuk dapat memotret adegan ini saya berjalan kaki dan sudut yang lebih rendah menciptakan ketegasan lebih dalam bingkai. Saya senang dengan detail dan komposisi dari gambar tersebut. Semua ini berkat kombinasi FE 600mm F4 G Master dan Sony Alpha 9 II yang sangat mudah dibawa, saya dapat mengaplikasikan AF cepat dan performa ISO tinggi dengan sangat baik.
Raja di Tenggerannya
Pied kingfisher ini sering terlihat di safari, tetapi sering kali diabaikan. Saya menyukai gambar ini karena bulu hitam dan putihnya sangat kontras dengan latar belakang hijau, dan bokeh dari FE 600 mm G Master meleburkan latar belakang dan menegaskan fokus pada sang burung.
Waktu bermain
Singa adalah subjek foto yang baik, tetapi singa dewasa sering kali mengantuk dan tidak menarik untuk difoto. Namun, anak singa lebih aktif dan sering memberikan peluang untuk foto yang menarik. Anak singa yang lebih besar sering mengganggu yang lebih kecil dan hal ini ditampilkan dengan baik dalam foto ini. Pagi itu langit mendung dan cahaya sangat kurang, namun lensa FE 600mm F4 G Master menangkap momen itu dengan sempurna.
Berkeliaran
Macan tutul jantan yang besar ini berjalan mendekati kami setinggi mata. Saya memarkirkan kendaraan sedemikian rupa sehingga kami bisa sedikit lebih rendah dan berada di ketinggian mata, dan hasilnya sangat menakjubkan. Lensa Sony FE 600 mm F4 G Master menangkap kucing ini dengan detail yang luar biasa dan dengan latar belakang luar-fokus yang halus menonjolkan sang macan tutul dalam adegan itu. Sebuah potret yang menakjubkan dan favorit saya.
Lengkap. Terintegrasi. Gambar Sempurna Setiap Saat.
Lensa Sony FE 600mm F4 G Master dan FE 200-600mm G bersinergi sempurna dengan kamera mirrorless Sony, yang memberikan pengalaman fokus otomatis dan kualitas foto terbaik. Marlon memilih Sony agar dia bisa memotret momen alam liar yang rumit dengan percaya diri dan kualitas tinggi. Ditambah dengan rangkaian aksesori yang lengkap, sistem mirrorless Sony adalah pilihan pasti dan tidak tergantikan bagi fotografer alam liar.
Peralatan Marlon
Alpha 9 II
ILCE-9M2
Alpha 7R IV
ILCE-7RM4
FE 600mm F4 GM OSS
SEL600F40GM
FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS
SEL200600G
Telekonverter 2x
SEL20TC
1.4x Telekonverter
SEL14TC
Spesifikasi kartu memori SF-G seri TOUGH
SF-G SERI (T)